Kata media berasal dari bahasa latin yang
memiliki arti sebagai perantara sebuah informasi dengan penerima informasi atau
media perantara. Media baru secara sederhana adalah media yang terbentuk dari
interaksi antara manusia dengan komputer dan internet secara khususnya.
Contohnya sesuatu yang berhubungan dengan komputer dan internet yang di
dalamnya ada social network, situs – situs web penyedia video dan audio.
Istilah New Media baru muncul pada akhir abad 20
yang dipakai untuk menyebut sebuah media baru yang menggabungkan media-media
konvensional dengan Internet. Dan tak dapat dipungkiri lagi New Media membawa
dampak bagi kehidupan sosial masyarakat, Perkembangan New Media di masyarakat
memang sangat besar, terutama dalam penggunaan teknologi internet. Banyak macam
dari new media yang kadang membuat pengaruh negatif, namun tidak dapat
disangkal kalau new media pun memberikan banyak kontribusi yang positif bagi
masyarakat.
Menurut Pakar Komunikasi Denis McQuail
dalam buku Teori Komunikasi Massa(2011) menjelaskan ciri-ciri New Media yaitu:
- Adanya interkonektivitas (saling keterhubungan).
- Aksesnya terhadap individu sebagai pengirim maupun penerima pesan.
- Interaktivitasnya.
- Kegunaan yang beragam.
- Sifatnya yang ada di mana-mana.
- Adanya interkonektivitas (saling keterhubungan).
- Aksesnya terhadap individu sebagai pengirim maupun penerima pesan.
- Interaktivitasnya.
- Kegunaan yang beragam.
- Sifatnya yang ada di mana-mana.
Perkembangan Media Sosial
Dari ranah teknologi, saat ini kita sudah dapat
melihat beberapa perkembangan teknologi sosial media yang sudah maju pesat.
Bahkan mungkin perkembangan teknologi yang ada sudah jauh melampaui apa yang
bisa dibayangkan beberapa masa yang lalu. Dan berikut ini 3 perkembangan
teknologi media sosial yang layak untuk anda ketahui.
1.
SoLoMo (Social,
Location, and Mobile)
SoLoMo atau yang merupakan
singkatan dari Social, Location, and Mobile merupakan konsep teknologi sosial
yang mendasari perkembangan awal munculnya dunia sosial media. Dulu, orang
mulai terfikir untuk menciptakan sosial media dengan tujuan sebagai wadah
dimana orang bisa bersosialisasi dengan orang atau kerabat yang mereka kenal
dengan mudah meskipun terpisah jarak dan waktu.
Konsep bersosial dalam batasan
tempat tersebut nyatanya kian berkembang. Pengguna sosial media mengharapkan
lebih dari bersosial jarak jauh. Disini dituntut adanya sebuah kemudahan dalam
mengakses media sosialisasi digital tersebut. Dan konsep mobile atau dapat
dibawa kapan dan dimana saja mulai dikembangkan dan menjadi konsep utama dari
teknologi sosial media.
Perkembangan yang paling nampak
adalah dengan adanya sosial media berbasis location tagging seperti Foursquare.
Dengan menggunakan teknologi GPS, kini fitur yang menawarkan kemudahan mobile
tersebut nyatanya menjadi kebutuhan baru masyarakat digital dewasa ini.
2.
Gamifikasi
Perkembangan teknologi yang
diterapkan dalam sosial media berikutnya adalah Gamifikasi. Gamifikasi adalah
penerapan fasilitas game lewat sosial
media atau sebaliknya penerapan fitur sosial media pada sebuah game. Dulu tidak
banyak yang mengira bahwa penggabungan dalam sistem teknologi gamifikasi akan
semaju saat ini, namun kenyataannya kemajuannya sudah sangat besar saat ini.
Bahkan telah menjadi sebuah industri baru yang sangat potensial.
Pada dasarnya dengan adanya
perkembangan teknologi gamifikasi dalam sosial media terdapat sebuah kelebihan
dimana kebutuhan hiburan telah bertemu dengan kemudahan bersosialisasi. Bahkan
lebih lanjut bersosial juga telah menjadi fitur yang makin membuat sebuah game
terasa nyata saat dimainkan.
3.
Augmented Reality
Augmented Reality atau
yang dalam bahasa Indonesia dikenal juga dengan istilah realitas tambahan
merupakan sebuah teknologi penerapan dari obyek 2 dimensi tehadap obyek 3
dimensi yang ditujukan untuk menambahkan efek real atau nyata. Dengan
implementasi teknologi ini, seseorang bisa menikmati sebuah teknologi 2 dimensi
hanya yang terkesan seperti 3 dimensi.
Penerapannya dalam dunia
sosial media bisa dilihat dari dimasukkannya fitur sosial media pada perangkat
Google Glass. Google Glass menawarkan sebuah semua informasi yang anda butuhkan
hanya dari kacamata yang anda pakai. Dan kini dengan penanamann fitur sosial
media didalamnya sudah tidak bisa dibayangkan lagi apa saja yang bisa kita
lakukan dengan teknologi tersebut. Kapanpun, dimanapun dan dalam keadaan apapun
anda tetap bisa menjalankan aktifitas sosial media dengan sangat mudah lewat
sudut mata anda.
Perkembangan teknologi
dalam sosial media nampaknya masih akan terus menghadirkan kejutan bagi kita.
Namun yang perlu disadari adalah dengan makin merasuknya kemudahan yang dibawa
oleh teknologi ke dalam kehidupan kita, menuntut kita untuk makin bijak juga
dalam menggunakannya. Karena pada dasarnya teknologi ada untuk memaksimalkan
hidup bukan untuk melemahkan diri dan pribadi kita.
Di Indonesia sendiri
Sosial media mengalami perkembangan yang sangat signifikan dari tahun ke tahun,
Jika pada tahun 2002 Friendster merajai sosial media karena hanya Friendster
yang mendominasi sosial media di era tersebut, kini telah banyak bermunculan
sosial media dengan keunikan dan karakteristik masing-masing.
Pada
tahun 2002 Friendster menjadi sosial media yang sangat booming dan kehadirannya
sempat menjadi fenomenal. Setelah itu pada tahun 2003 sampai saat ini
bermunculan berbagai sosial media dengan berbagai karakter dan kelebihan
masing-masing, seperti LinkedIn, MySpace, Facebook, Twitter, Wiser, Google+ dan
lain sebagainya.
Dampak Positif
1. Memperluas jaringan pertemanan. Berkat situs media sosial ini anak menjadi lebih mudah berteman dengan orang lain di seluruh dunia. Meskipun sebagian besar diantaranya tidak pernah mereka temui secara langsung.
2. Anak dan remaja akan termotivasi untuk belajar mengembangkan diri melalui teman-teman yang mereka jumpai secara online, karena mereka berinteraksi dan menerima umpan balik satu sama lain.
3. Situs jejaring sosial membuat anak dan remaja menjadi lebih bersahabat, perhatian dan empati. Misalnya memberikan perhatian saat ada teman mereka berulang tahun, mengomentari foto, video dan status teman mereka, menjaga hubungan persahabatan meski tidak dapat bertemu secara fisik.
4. Menjalin silaturahmi terhadap teman-teman lama yang terputus komunikasi sebagai akibat dari perbedaan jarak dan waktu, sehingga silaturahmi yang terputus bisa terjalin kembali dengan baik.
5. Menambah ilmu pengetahuan dan teknologi, karena dengan penggunakan teknologi dengan jejaring sosial, secara langsung kita dapat menguasai penggunaan teknologi tersebut dan dapat menambah wawasan ilmu pengetahuan dengan membaca dan membuka link-link yang berkaitan dengan ilmu pengetahuan.
6. Twitter mungkin lebih terukur dari Facebook dan memberikan keuntungan biaya.
7. Twitter bisa digunakan untuk usaha atau kegiatan-kegiatan yang menghasilkan pendapatan bagi pengguna, misalnya menawarkan produk atau jasa yang kita jual melalui Twitter.
Dampak Negatif
1. Anak dan remaja menjadi malas belajar berkomunikasi di dunia nyata, tingkat pemahaman bahasapun menjadi terganggu, jika anak terlalu banyak berkomunikasi di dunia maya terutama di Twitter.
2. Twitter akan membuat anak dan remaja lebih mementingkan diri sendiri, mereka menjadi tidak sadar akan lingkungan di sekitarmereka, karena kebanyakan menghabiskan waktu di internet. Hal ini dapat mengakibatkan menjadi kurang berempati di dunia nyata.
3. Bagi anak dan remaja, tidak ada aturan ejaan dan tata bahasa di Twitter. Hal ini membuat mereka semakin sulit untuk membedakan antara berkomunikasi di situs jejaring sosial dan di dunia nyata.
4. Situs jejaring social adalah lahan yang subur bagi predator untuk melakukan kejahatan, kita tidak akan pernah tahu apakah seseorang yang baru kita kenal anak kita di internet menggunakan jati diri yang sesungguhnya atau tidak.
5. Banyaknya situs-situs porno yang bisa dengan mudah diakses oleh pengguna, hal ini bisa mempengaruhi terhadap perilaku pengguna atau masyarakat. Pemerintah dalam hal ini Menteri komunikasi dan Iformasi (Meninfokom) harus berbuat tegas dan massif untuk memblokir semua situs-situs porno yang beredar diinternet atau media sosial.
Bagi masyarakat modern yang kini sudah sangat akrab dengan internet, jejaring sosial, tentu bukan hal yang asing lagi. Ada banyak jenis jejaring sosial yang digunakan masyarakat, terutama anak muda untuk menjalin pertemanan atau fungsi lainnya.
1. Anak dan remaja menjadi malas belajar berkomunikasi di dunia nyata, tingkat pemahaman bahasapun menjadi terganggu, jika anak terlalu banyak berkomunikasi di dunia maya terutama di Twitter.
2. Twitter akan membuat anak dan remaja lebih mementingkan diri sendiri, mereka menjadi tidak sadar akan lingkungan di sekitarmereka, karena kebanyakan menghabiskan waktu di internet. Hal ini dapat mengakibatkan menjadi kurang berempati di dunia nyata.
3. Bagi anak dan remaja, tidak ada aturan ejaan dan tata bahasa di Twitter. Hal ini membuat mereka semakin sulit untuk membedakan antara berkomunikasi di situs jejaring sosial dan di dunia nyata.
4. Situs jejaring social adalah lahan yang subur bagi predator untuk melakukan kejahatan, kita tidak akan pernah tahu apakah seseorang yang baru kita kenal anak kita di internet menggunakan jati diri yang sesungguhnya atau tidak.
5. Banyaknya situs-situs porno yang bisa dengan mudah diakses oleh pengguna, hal ini bisa mempengaruhi terhadap perilaku pengguna atau masyarakat. Pemerintah dalam hal ini Menteri komunikasi dan Iformasi (Meninfokom) harus berbuat tegas dan massif untuk memblokir semua situs-situs porno yang beredar diinternet atau media sosial.
Bagi masyarakat modern yang kini sudah sangat akrab dengan internet, jejaring sosial, tentu bukan hal yang asing lagi. Ada banyak jenis jejaring sosial yang digunakan masyarakat, terutama anak muda untuk menjalin pertemanan atau fungsi lainnya.
Meski awalnya jejaring sosial tidak dimaksudkan untuk digunakan sangat sering, namun faktanya saat ini jejaring sosial hampir menguasai hidup apenggunanya, terutama anak muda.
Tiga Gangguan Psikologis Akibat Penggunaan Media Sosial
Media sosial tak ubahnya buku harian bagi seseorang. Seruan kegembiraan, keluhan, hingga kegalauan bermuara di sana. Antara pencitraan atau kejujuran, tidak ada yang tahu, kecuali sang pengguna sendiri. Apakah Anda juga begitu menggandrungi media sosial?
Selain merasa lebih lega, bermain media sosial memang dapat memperbaiki silaturahim dengan teman lama dan mendatangkan teman baru. Namun, manfaat positif ini bisa tergantikan dengan efek negatif akibat penggunaan yang berlebihan.
Ya, ada dua sisi yang harus disikapi dengan bijak. Ketidakmampuan mengontrol diri bisa saja mengakibatkan Anda mengalami gangguan psikologis akibat teknologi. Dari sekian banyak, kenalilah 3 (tiga) jenis gangguan berikut ini agar Anda dapat lebih waspada dan bersikap lebih bijak, yaitu sebagai berikut :
1. Social (Media) Anxiety Disorder
Pernahkah ketika Anda asyik mengobrol dengan beberapa teman, masih bisa sigap memperhatikan nyala atau bunyi notifikasi dari ponsel? Perhatian bisa seketika teralihkan karena seseorang telah mengomentari status Facebook terbaru atau “menyambar” tweet Anda. Apabila perilaku-perilaku seperti itu melekat dalam diri, bisa jadi Anda berpotensi untuk mengidap social (media) anxiety disorder (SAD). Gangguan ini dapat dipahami sebagai ketakutan atau kecemasan dalam berkomunikasi di media sosial.
Seseorang merasa takut atas penghakiman buruk dari kerabat yang berada di jejaring sosial. Kecemasan terlihat ketika seseorang takut dicap sebagai orang yang sombong ketika memberikan respons yang lambat. Bahkan.seseorang bisa merasa tertekan jika kerabat dekatnya meng-unfollow atau mem-block akunnya tiba-tiba. SAD juga bisa berpeluang untuk masuk dalam kategori penyakit klinis.
2. OCD dan “social phobia”
Penggunaan teknologi memicu hadirnya kedua gangguan ini. Salah satu gejala seseorang mengalami obsessive-compulsive disorder (OCD). ia tidak dapat meninggalkan ponselnya sedetik pun ketika sedang menjalani aktivitas lain. Sementara itu, social phobia menunjukkan gejala adanya rasa sakit hati ketika seseorang mendapat komentar atau balasan pesan negatif dari orang lain di dunia maya. Hal ini tidak menutup kemungkinan dapat memberikan pengaruh buruk dalam interaksi sosial di dunia nyata.
3. FOMO, Fear of missing out (FOMO)
FOMO dimaknai sebagai perasaan tidak nyaman karena ada sesuatu yang terlewatkan mengenai aktivitas orang lain. Hal ini mengakibatkan seseorang cenderung untuk terus mencari tahu apa yang dialami orang lain, apalagi pengalaman tersebut belum pernah dirasakan sendiri.
Kini, seseorang mudah tergoda untuk selalu mengakses jejaring sosial dan memantau akun lain secara konstan. Kehidupan orang lain seolah-olah terlihat lebih indah dan menarik, sayang jika terlewatkan. Gejala-gejala sepele yang kerap terlihat, sejumlah orang tanpa sadar ‘mewajibkan’ diri memantau lini masa sebelumd an sesudah tidur meski hanya sekadar menyimak perbincangan antar akun.
Refrensi :
- http://techno.okezone.com/read/2014/09/09/56/1036579/inilah-bahaya-akibat-kecanduan-sosial-media
- http://log.viva.co.id/news/read/574778-tiga-gangguan-psikologis-akibat-media-sosial
- https://hersetblog.wordpress.com/2017/10/31/dampak-yang-terjadi-dari-aplikasi-new-media/
- http://sepengatahuanku.blogspot.com/2015/01/dampak-positif-dan-dampak-negatif-penggunaan-twitter.html