Rabu, 21 November 2018

Dampak Yang Terjadi Dari Aplikasi New Media Pada Twitter

Kata media berasal dari bahasa latin yang memiliki arti sebagai perantara sebuah informasi dengan penerima informasi atau media perantara. Media baru secara sederhana adalah media yang terbentuk dari interaksi antara manusia dengan komputer dan internet secara khususnya. Contohnya sesuatu yang berhubungan dengan komputer dan internet yang di dalamnya ada social network, situs – situs web penyedia video dan audio.

Istilah New Media baru muncul pada akhir abad 20 yang dipakai untuk menyebut sebuah media baru yang menggabungkan media-media konvensional dengan Internet. Dan tak dapat dipungkiri lagi New Media membawa dampak bagi kehidupan sosial masyarakat, Perkembangan New Media di masyarakat memang sangat besar, terutama dalam penggunaan teknologi internet. Banyak macam dari new media yang kadang membuat pengaruh negatif, namun tidak dapat disangkal kalau new media pun memberikan banyak kontribusi yang positif bagi masyarakat.

Menurut Pakar Komunikasi Denis McQuail dalam buku Teori Komunikasi Massa(2011) menjelaskan ciri-ciri New Media yaitu:
- Adanya interkonektivitas (saling keterhubungan).
- Aksesnya terhadap individu sebagai pengirim maupun penerima pesan.
- Interaktivitasnya.
- Kegunaan yang beragam.
- Sifatnya yang ada di mana-mana.




Perkembangan Media Sosial

Dari ranah teknologi, saat ini kita sudah dapat melihat beberapa perkembangan teknologi sosial media yang sudah maju pesat. Bahkan mungkin perkembangan teknologi yang ada sudah jauh melampaui apa yang bisa dibayangkan beberapa masa yang lalu. Dan berikut ini 3 perkembangan teknologi media sosial yang layak untuk anda ketahui.


1.     SoLoMo (Social, Location, and Mobile)
SoLoMo atau yang merupakan singkatan dari Social, Location, and Mobile merupakan konsep teknologi sosial yang mendasari perkembangan awal munculnya dunia sosial media. Dulu, orang mulai terfikir untuk menciptakan sosial media dengan tujuan sebagai wadah dimana orang bisa bersosialisasi dengan orang atau kerabat yang mereka kenal dengan mudah meskipun terpisah jarak dan waktu.

Konsep bersosial dalam batasan tempat tersebut nyatanya kian berkembang. Pengguna sosial media mengharapkan lebih dari bersosial jarak jauh. Disini dituntut adanya sebuah kemudahan dalam mengakses media sosialisasi digital tersebut. Dan konsep mobile atau dapat dibawa kapan dan dimana saja mulai dikembangkan dan menjadi konsep utama dari teknologi sosial media.

Perkembangan yang paling nampak adalah dengan adanya sosial media berbasis location tagging seperti Foursquare. Dengan menggunakan teknologi GPS, kini fitur yang menawarkan kemudahan mobile tersebut nyatanya menjadi kebutuhan baru masyarakat digital dewasa ini.

2.     Gamifikasi
Perkembangan teknologi yang diterapkan dalam sosial media berikutnya adalah Gamifikasi. Gamifikasi adalah penerapan fasilitas  game lewat sosial media atau sebaliknya penerapan fitur sosial media pada sebuah game. Dulu tidak banyak yang mengira bahwa penggabungan dalam sistem teknologi gamifikasi akan semaju saat ini, namun kenyataannya kemajuannya sudah sangat besar saat ini. Bahkan telah menjadi sebuah industri baru yang sangat potensial.

Pada dasarnya dengan adanya perkembangan teknologi gamifikasi dalam sosial media terdapat sebuah kelebihan dimana kebutuhan hiburan telah bertemu dengan kemudahan bersosialisasi. Bahkan lebih lanjut bersosial juga telah menjadi fitur yang makin membuat sebuah game terasa nyata saat dimainkan.

3.     Augmented Reality
Augmented Reality atau yang dalam bahasa Indonesia dikenal juga dengan istilah realitas tambahan merupakan sebuah teknologi penerapan dari obyek 2 dimensi tehadap obyek 3 dimensi yang ditujukan untuk menambahkan efek real atau nyata. Dengan implementasi teknologi ini, seseorang bisa menikmati sebuah teknologi 2 dimensi hanya yang terkesan seperti 3 dimensi.

Penerapannya dalam dunia sosial media bisa dilihat dari dimasukkannya fitur sosial media pada perangkat Google Glass. Google Glass menawarkan sebuah semua informasi yang anda butuhkan hanya dari kacamata yang anda pakai. Dan kini dengan penanamann fitur sosial media didalamnya sudah tidak bisa dibayangkan lagi apa saja yang bisa kita lakukan dengan teknologi tersebut. Kapanpun, dimanapun dan dalam keadaan apapun anda tetap bisa menjalankan aktifitas sosial media dengan sangat mudah lewat sudut mata anda.

Perkembangan teknologi dalam sosial media nampaknya masih akan terus menghadirkan kejutan bagi kita. Namun yang perlu disadari adalah dengan makin merasuknya kemudahan yang dibawa oleh teknologi ke dalam kehidupan kita, menuntut kita untuk makin bijak juga dalam menggunakannya. Karena pada dasarnya teknologi ada untuk memaksimalkan hidup bukan untuk melemahkan diri dan pribadi kita.

Di Indonesia sendiri Sosial media mengalami perkembangan yang sangat signifikan dari tahun ke tahun, Jika pada tahun 2002 Friendster merajai sosial media karena hanya Friendster yang mendominasi sosial media di era tersebut, kini telah banyak bermunculan sosial media dengan keunikan dan karakteristik masing-masing.

Pada tahun 2002 Friendster menjadi sosial media yang sangat booming dan kehadirannya sempat menjadi fenomenal. Setelah itu pada tahun 2003 sampai saat ini bermunculan berbagai sosial media dengan berbagai karakter dan kelebihan masing-masing, seperti LinkedIn, MySpace, Facebook, Twitter, Wiser, Google+ dan lain sebagainya.



Dampak Positif

1. Memperluas jaringan pertemanan. Berkat situs media sosial ini anak menjadi lebih mudah   berteman dengan orang lain di seluruh dunia. Meskipun sebagian besar diantaranya tidak pernah mereka temui secara langsung.

2. Anak dan remaja akan termotivasi untuk belajar mengembangkan diri melalui teman-teman yang mereka jumpai secara online, karena mereka berinteraksi dan menerima umpan balik satu sama lain.

3. Situs jejaring sosial membuat anak dan remaja menjadi lebih bersahabat,  perhatian  dan  empati.  Misalnya  memberikan  perhatian  saat  ada teman mereka berulang tahun, mengomentari foto, video dan status teman mereka, menjaga hubungan persahabatan meski tidak dapat bertemu secara fisik.

4. Menjalin silaturahmi terhadap teman-teman lama yang terputus komunikasi sebagai akibat dari perbedaan jarak dan waktu, sehingga silaturahmi yang terputus bisa terjalin kembali dengan baik.

5. Menambah ilmu pengetahuan dan teknologi, karena dengan penggunakan teknologi dengan jejaring sosial, secara langsung kita dapat menguasai penggunaan teknologi tersebut dan dapat menambah wawasan ilmu pengetahuan dengan membaca dan membuka link-link yang berkaitan dengan ilmu pengetahuan.

6. Twitter mungkin lebih terukur dari Facebook dan memberikan keuntungan biaya.

7. Twitter bisa digunakan untuk usaha atau kegiatan-kegiatan yang menghasilkan pendapatan bagi pengguna, misalnya menawarkan produk atau jasa yang kita jual melalui Twitter.


Dampak Negatif

1. Anak dan remaja menjadi malas belajar berkomunikasi di dunia nyata, tingkat pemahaman bahasapun menjadi terganggu, jika anak terlalu banyak berkomunikasi di dunia maya terutama di Twitter.

2. Twitter akan membuat anak dan remaja lebih mementingkan diri sendiri, mereka menjadi tidak sadar akan lingkungan di sekitarmereka, karena kebanyakan menghabiskan waktu di internet. Hal ini dapat mengakibatkan menjadi kurang berempati di dunia nyata.

3. Bagi anak dan remaja, tidak ada aturan ejaan dan tata bahasa di Twitter. Hal ini membuat mereka semakin sulit untuk membedakan antara berkomunikasi di situs jejaring sosial dan di dunia nyata.

4. Situs jejaring social adalah lahan yang subur bagi predator untuk melakukan kejahatan, kita tidak akan pernah tahu apakah seseorang yang baru kita kenal anak kita di internet menggunakan jati diri yang sesungguhnya atau tidak.

5. Banyaknya situs-situs porno yang bisa dengan mudah diakses oleh pengguna, hal ini bisa mempengaruhi terhadap perilaku pengguna atau masyarakat. Pemerintah dalam hal ini Menteri komunikasi dan Iformasi (Meninfokom) harus berbuat tegas dan massif untuk memblokir semua situs-situs porno yang beredar diinternet atau media sosial.

      Bagi masyarakat modern yang kini sudah sangat akrab dengan internet, jejaring sosial, tentu bukan hal yang asing lagi. Ada banyak jenis jejaring sosial yang digunakan masyarakat, terutama anak muda untuk menjalin pertemanan atau fungsi lainnya.


          Meski awalnya jejaring sosial tidak dimaksudkan untuk digunakan sangat sering, namun faktanya saat ini jejaring sosial hampir menguasai hidup apenggunanya, terutama anak muda.



  Tiga Gangguan Psikologis Akibat Penggunaan Media Sosial

Media sosial tak ubahnya buku harian bagi seseorang. Seruan kegembiraan, keluhan, hingga kegalauan bermuara di sana. Antara pencitraan atau kejujuran, tidak ada yang tahu, kecuali sang pengguna sendiri. Apakah Anda juga begitu menggandrungi media sosial?

Selain merasa lebih lega, bermain media sosial memang dapat memperbaiki silaturahim dengan teman lama dan mendatangkan teman baru. Namun, manfaat positif ini bisa tergantikan dengan efek negatif akibat penggunaan yang berlebihan.

Ya, ada dua sisi yang harus disikapi dengan bijak. Ketidakmampuan mengontrol diri bisa saja mengakibatkan Anda mengalami gangguan psikologis akibat teknologi. Dari sekian banyak, kenalilah 3 (tiga) jenis gangguan berikut ini agar Anda dapat lebih waspada dan bersikap lebih bijak, yaitu sebagai berikut :

1.     Social (Media) Anxiety Disorder
Pernahkah ketika Anda asyik mengobrol dengan beberapa teman, masih bisa sigap memperhatikan nyala atau bunyi notifikasi dari ponsel? Perhatian bisa seketika teralihkan karena seseorang telah mengomentari status Facebook terbaru atau “menyambar” tweet Anda. Apabila perilaku-perilaku seperti itu melekat dalam diri, bisa jadi Anda berpotensi untuk mengidap social (media) anxiety disorder (SAD). Gangguan ini dapat dipahami sebagai ketakutan atau kecemasan dalam berkomunikasi di media sosial.
Seseorang merasa takut atas penghakiman buruk dari kerabat yang berada di jejaring sosial. Kecemasan terlihat ketika seseorang takut dicap sebagai orang yang sombong ketika memberikan respons yang lambat. Bahkan.seseorang bisa merasa tertekan jika kerabat dekatnya meng-unfollow atau mem-block akunnya tiba-tiba. SAD juga bisa berpeluang untuk masuk dalam kategori penyakit klinis.

2.     OCD dan “social phobia”
Penggunaan teknologi memicu hadirnya kedua gangguan ini. Salah satu gejala seseorang mengalami obsessive-compulsive disorder (OCD). ia tidak dapat meninggalkan ponselnya sedetik pun ketika sedang menjalani aktivitas lain. Sementara itu, social phobia menunjukkan gejala adanya rasa sakit hati ketika seseorang mendapat komentar atau balasan pesan negatif dari orang lain di dunia maya. Hal ini tidak menutup kemungkinan dapat memberikan pengaruh buruk dalam interaksi sosial di dunia nyata.

3.     FOMO, Fear of missing out (FOMO)
FOMO dimaknai sebagai perasaan tidak nyaman karena ada sesuatu yang terlewatkan mengenai aktivitas orang lain. Hal ini mengakibatkan seseorang cenderung untuk terus mencari tahu apa yang dialami orang lain, apalagi pengalaman tersebut belum pernah dirasakan sendiri.
Kini, seseorang mudah tergoda untuk selalu mengakses jejaring sosial dan memantau akun lain secara konstan. Kehidupan orang lain seolah-olah terlihat lebih indah dan menarik, sayang jika terlewatkan. Gejala-gejala sepele yang kerap terlihat, sejumlah orang tanpa sadar ‘mewajibkan’ diri memantau lini masa sebelumd an sesudah tidur meski hanya sekadar menyimak perbincangan antar akun.

     
   Refrensi :

Quantum Computing - Komputasi Modern #

  Matakuliah                              : Komputasi Modern # Anggota Kelompok 2              : •        Adam Zidan Septa Permana   (504170...