Minggu, 18 Maret 2018

Pengertian dan Kebudayaan Suku Banjar


Pengertian Kebudayaan

Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi, dan akal manusia.Dalam bahasa Inggris, kebudayaan disebut culture, yang berasal dari kata Latin Colere, yaitu mengolah atau mengerjakan. Bisa diartikan juga sebagai mengolah tanah atau bertani. Kata culture juga kadang diterjemahkan sebagai "kultur" dalam bahasa Indonesia.

Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat. Melville J. Herskovits dan Bronislaw Malinowski mengemukakan bahwa segala sesuatu yang terdapat dalam masyarakat ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri. Istilah untuk pendapat itu adalah Cultural-Determinism.

Herskovits memandang kebudayaan sebagai sesuatu yang turun temurun dari satu generasi ke generasi yang lain, yang kemudian disebut sebagai superorganic.

Menurut Andreas Eppink, kebudayaan mengandung keseluruhan pengertian nilai sosial, norma sosial, ilmu pengetahuan serta keseluruhan struktur-struktur sosial, religius, dan lain-lain, tambahan lagi segala pernyataan intelektual, dan artistik yang menjadi ciri khas suatu masyarakat.

Menurut Edward Burnett Tylor, kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks, yang di dalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain yang didapat seseorang sebagai anggota masyarakat.

Menurut Selo Soemardjan, dan Soelaiman Soemardi, kebudayaan adalah sarana hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat.

Menurut M.Selamet Riyadi, Budaya adalah suatu bentuk rasa cinta dari nenek moyang kita yang di wariskan kepada seluruh keturunannya

Dari berbagai definisi tersebut, dapat diperoleh pengertian mengenai kebudayaan adalah sesuatu yang akan memengaruhi tingkat pengetahuan, dan meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak.

Sedangkan perwujudan kebudayaan adalah benda-benda yang diciptakan oleh manusia sebagai makhluk yang berbudaya, berupa perilaku, dan benda-benda yang bersifat nyata, misalnya pola-pola perilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial, religi, seni, dan lain-lain, yang semuanya ditujukan untuk membantu manusia dalam melangsungkan kehidupan bermasyarakat.

Suku Banjar


Suku Banjar adalah suku bangsa yang menempati wilayah Kalimantan Selatan, serta sebagian Kalimantan Tengah dan sebagian Kalimantan Timur. Populasi Suku Banjar dengan jumlah besar juga dapat ditemui di wilayah Riau, Jambi, Sumatera Utara dan Semenanjung Malaysia karena migrasi Orang Banjar pada abad ke-19 ke Kepulauan Melayu.

Berdasarkan sensus penduduk 2010 orang Banjar berjumlah 4,1 juta jiwa. Sekitar 2,7 juta orang Banjar tinggal di Kalimantan Selatan dan 1 juta orang Banjar tinggal di wilayah Kalimantan lainnya serta 500 ribu orang Banjar lainnya tinggal di luar Kalimantan.

Suku bangsa Banjar berasal dari daerah Banjar yang merupakan pembauran masyarakat beberapa daerah aliran sungai yaitu DAS Bahan, DAS Barito, DAS Martapura dan DAS Tabanio. Dari daerah pusat budayanya ini suku Banjar sejak berabad-abad yang lalu bergerak melakukan migrasi secara sentrifugal atau secara lompat katak. Secara genetika suku Banjar kuno sudah terbentuk ribuan tahun yang lalu dan telah melakukan migrasi keluar pulau Kalimantan sekitar 1.200 tahun yang lalu menuju Madagasikara alias Madagaskar dan ke wilayah lainnya.

Sekitar tahun 1526, ketika raja Banjar menerima dan memeluk Islam maka diikuti seluruh kalangan suku Banjar untuk melakukan konversi massal ke agama Islam, sehingga kemunculan suku Banjar dengan ciri keislamannya ini bukan hanya sebagai konsep etnis tetapi juga konsep politis, sosiologis, dan agamis. Kelompok masyarakat yang telah menganut Islam ini disebut Oloh Masih dalam bahasa Dayak Ngaju atau Ulun Hakey dalam bahasa Dayak Maanyan.


Pada jaman dahulu, suku Banjar termasuk masyarakat bahari atau berjiwa kemaritiman. Perjanjian tanggal 18 Mei 1747 antara Sultan Banjar Tamjidillah I dengan VOC-Belanda tentang monopoli perdagangan oleh VOC-Belanda di Kesultanan Banjar diantaranya mengatur bahwa orang Banjar tidak boleh berlayar ke sebelah timur sampai ke Bali, Sumbawa, Lombok, batas ke sebelah barat tidak boleh melewati Palembang, Johor, Malaka dan Belitung. Sejak itu wilayah pelayaran orang Banjar mulai menyempit, namun sisa-sisa jiwa kebaharian orang Banjar masih terlihat jejaknya pada kehidupan masyarakat Banjar di daerah perairan Kalimantan Selatan.


Sifat-Sifat dan Ciri-Ciri Suku Banjar



Setiap suku memiliki sifat-sifat dan ciri-ciri masing-masing. Begitupula dengan suku Banjar. Orang asli keturunan Banjar harus diakui memiliki daya tarik dan pikat tersendiri. Pesona kepribadian, paras maupun apa yang disukai orang Banjar ternyata juga banyak disukai orang di luar suku asli penduduk Kalimantan ini.

Orang Banjar itu Religius

Selain lucu, orang Banjar juga dikenal banyak orang sebagai warga yang memiliki kepribadian yang religius.  Kehadiran pondok pesantren, ulama kharismatik di Banjar telah mendorong cara berfikir orang Banjar menjadi pribadi yang agamis. Banyak mushola, masjid, dan majelis-majelis ilmu di Banjar menjadi ciri identitas bahwa orang Banjar itu memang religius.

Orang Banjar itu Setia Kawan

Meskipun ada istilah "Kawan Jua Penjahatnya" sebenarnya orang banjar itu setia kawan.  Perasaan tidak tegaan, mudah berempati sejatinya adalah karakter asli orang Banjar itu sendiri.  Meski Orang Banjar itu memiliki perasaan sensitif, namun percayalah, orang banjar meski mudah marah, dia juga mudah memaafkan.  Kelebihan orang banjar ini juga suka menolong, royal dan tidak pelit.

Orang Banjar itu Suka Makan

Kekayaan kuliner khas Banjar tak bisa dipungkiri telah menstimulus kebanyakan orang Banjar menyukai kuliner, suka icip-icip.  Tak sedikit kuliner khas Banjar juga populer sampai ke daerah lain. Soto Banjar, Nasi Kuning, Masakan Habang, Ketupat Kandangan, Mandai, Cacapan, Papuyu Baubar, Baung Bakar, Ikan Wadi adalah sebagian kuliner khas yang membuat orang-orang pendatang pun terpikat dibuatnya.

Orang Banjar itu Cantik dan Ganteng-Ganteng

Baik yang keturunan asli Banjar maupun campuran suku lain, Orang Banjar memiliki struktur wajah yang khas. Orang Banjar cenderung memiliki wajah oval, bulu mata lentik dan alis yang tebal.

Kesenian Tradisional

Sebagai salah satu suku terbesar di Indonesia, suku Banjar memiliki karakteristik kebudayaan. Pelembagaan budayanya merupakan produk dari pengadaptasian, pengasimilasian dan pengakulturasian dari budaya dasar suku Banjar pribumi dengan kebudayaan Hindu, Budha serta Islam. Oleh sebab itu, dalam setiap bentuk adat istiadat yang ada dalam tradisi suku Banjar, akan selalu bisa dijumpai hasil dari perpaduan nilai-nilai budaya dasar tersebut. Inilah beberapa adat atau kebudayaan suku Banjar yang menunjukkan ciri khas sistem budaya yang ada dalam kehidupan masyarakat suku Banjar :

Rumah Adat 


Rumah adat suku Banjar yang terkenal adalah “Bubungan Tinggi”. Pada zaman dahulu, Bubungan Tinggi merupakan rumah adat khusus keluarga kerajaan, namun seiring perkembangan kemudian diadopsi oleh masyarakat Banjar secara umum yang kemudian menjadi ikon kebanggaan suku Banjar. Disebut “Bubungan Tinggi” karena konstruksi bangunan rumah memiliki bagian yang menjulang lancip ke atas. Rumah Bubungan Tinggi mirip Rumah tardisonal Betawi yang disebut Rumah Bapang, namun pada Rumah Bubungan Tingghi dibangun dengan konstruksi panggung dan memiliki anjung pada kiri dan kanan bangunannya.

Tarian


Secara historis tarian banjar terbagi kedalam dua bentuk pola, yakni pola seni tari yang dikembangkan di wilayah lingkungan keraton kerajaan dan pola seni tari yang dikembangkan oleh masyarakat. Nama seni tari yang dikembangkan dalam lingkungan keraton selalu diawali dengan nama “Baksa”, contohnya seperti tari Baksa Kembang, tari Baksa Panah, serta tari Baksa Dadap. Baksa sendiri memiliki makna arti kehalusan gerak dalam tarian. Sedangkan tari yang dikembangkan masyarakat salah satunya adalah tari Radab Rahayu yang biasanya disajikan dalam upacara adat pernikahan.

Tarian yang berkembang pada masyarakat Banjar sedikit banyak mengadopsi bentuk tarian tradisional Jawa, sehingga lebih nampak seperti tata tari Jawa yang kalem, pelan, dan luwes daripada tata tari yang rampak, cepat dan keras seperti tarian tradisional Sumatera maupun tarian tradisional papua. Tarian yang dikembangkan oleh suku Banjar merupakan bagian dari tarian tradisional Indonesia yang patut untuk dilestarikan.

Teater


Seni teater yang dimiliki oleh suku Banjar biasa disebut dengan “Mamanda”. Mamanda merupakan sejenis teater rakyat yang menyuguhkan setting kerajaan melayu Banjar. Setting kerajaan melayu nampak kental pada teater Mamanda karena seni teater ini pada mulanya berasal dari warga Melayu yang datang ke tanah Banjar. Karena kemenarikannya kemudian kesenian ini diadopsi oleh masyarakat asli suku Banjar. Selain unsur hiburannya, keberadaan Mamanda di tengah-tengah masyarakat suku Banjar juga memiliki kegunaan lain sebagaimana fungsi seni pertunjukan.

Musik


Kesenian musik yang hidup dalam tradisi suku Banjar adalah “Gamelan Banjar”. Seni gamelan banjar hampir serupa dengan seni gamelan yang ada pada suku Jawa. Perangkat alat musik yang digunakan pun sama seperti gong, kendang, sarun, kanung, kangsi, seruling dan selainnya. Seni Gamelan Banjar pada zaman dahulu merupakan pertunjukkan wajib yang ada pada lingkungan kerajaan, namun pada acara-acara adat tertentu, seni Gamelan Banjar juga sering dipentaskan.

Upacara Adat

Baayun Mulud


Baayun Mulud merupakan kebudayaan suku Banjar yang merupakan perpaduan antara tradisi nenek moyang suku Banjar dengan Islam. Tradisi baayun merupakan kegiatan adat mengayun bayi atau anak yang diiringi dengan nyanyian-nyanyian syair shalawat Nabi. Pada mulanya tradisi ini bernama Baayun anak, tradisi baayun anak dilakukan pada anak yang berusia bayi hingga balita. Namun seiring dengan masuknya budaya Islam maka tradisi baayun anak diselenggarakan secara massal pada bulan Maullid untuk menyambut hari kelahiran Nabi Muhammad SAW. Oleh sebab itu kemudian tradisi ini disebut dengan tradisi baayun mulud. Pelaksanaan tradisi ini biasanya dipimpin oleh seorang tokoh ulama yang memimpin prosesi bersyair shalawat. Biasanya diiringi juga oleh kesenian musik rebana.


Sumber :

  • https://id.wikipedia.org/wiki/Budaya
  • https://id.wikipedia.org/wiki/Suku_Banjar
  • http://www.banjarbaruklik.com/2017/03/seperti-inilah-kelebihan-orang-banjar-yang-paling-disukai-banyak-orang.htm
  • https://id.wikipedia.org/wiki/Rumah_Bubungan_Tinggi
  • https://ilmuseni.com/seni-budaya/kebudayaan-suku-banjar

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Quantum Computing - Komputasi Modern #

  Matakuliah                              : Komputasi Modern # Anggota Kelompok 2              : •        Adam Zidan Septa Permana   (504170...