Nama : Adam Zidan Septa Permana
Kelas : 50417085
ABSTAK
Teknologi informasi merupakan sarana yang menyediakan
sumber ilmu pengetahuan yang tidak habis-habisnya untuk digali dan
dimanfaatkan oleh siapa saja yang membutuhkan. Melalui teknologi
informasi dapat dijalin sistem kerjasama perpustakaan baik di tingkat
nasional, regional dan internasional sehingga kebutuhan informasi dapat
dipenuhi di tingkat global. Penerapan teknologi informasi di
perpustakaan untuk mempercepat proses pengelolaan dan sistem pelayanan
yang lebih baik serta agar masyarakat meningkatkan kemampuan diri agar
tidak gagap teknologi. Pendayagunaan ICT di lingkungan pemerintah diatur
dengan Instruksi Presiden No 3 Tahun 2003, yang merupakan sebuah
aplikasi berbasis teknologi informasi dan komunikasi yang digunakan oleh
instansi pemerintah dalam penyelenggaraan pemerintahan.
Pendahuluan
Di
era globalisasi, informasi telah menjadi kebutuhan utama dalam
kehidupan manusia. Pemanfaatannya telah merambah ke seluruh aspek
kehidupan tidak terkecuali di bidang perpustakaan yang penyampaiannya
telah sedemikian canggihnya sebagai dampak dari perkembangan teknologi
informasi. Di negara-negara maju pemanfaatan teknologi informasi sudah
menyatu dalam kehidupan masyarakat sehingga secara mandiri mereka dapat
memperoleh informasi yang diperlukannya untuk menambah pengetahuannya.
Teknologi informasi merupa-kan sarana yang menyediakan sumber ilmu
pengetahuan yang tidak habis-habisnya untuk digali dan dimanfaatkan oleh
siapa saja yang membutuhkannya. Bergesernya fenomena bahwa pendidikan
tidak lagi sebagai satu-satunya sumber ilmu menempatkan kedudukan
perpustakaan sebagai salah satu lembaga penyedia informasi sangat
dibutuhkan oleh masyarakat.
Salah satu kekuatan daya saing bangsa yang dapat dimanfaatkan dalam meng-antisipasi setiap perubahan baik di tingkat nasional maupun global adalah ketersediaannya informasi mutakhir yang lengkap yang dapat dimanfaatkan. Ketepatan pengambilan keputusan, menambah wawasan dan meningkatkan pengetahuan sangat memerlukan dukungan informasi yang layak. Dampak dari kurangnya informasi bermutu tidak saja berimbas pada para penyelenggara negara tetapi juga pada sistem pendidikan nasional kita.
Melalui teknologi informasi dapat pula dijalin sistem kerjasama perpustakaan baik di tingkat nasional, regional dan internasional sehingga kebutuhan informasi dapat dipenuhi di tingkat global. Penerapan teknologi informasi di perpustakaan selain mempercepat proses pengelolaan dan sistem pelayanan yang lebih menjanjikan, juga memiliki manfaat positif bagi masyarakat meningkatkan kemampuan diri agar tidak gagap teknologi di era globalisasi ini.
Penerapan Teknologi Informasi di Perpustakaan
Sejak akhir tahun 1970 gagasan untuk menerapkan teknologi informasi secara lebih efektif mulai menjadi suatu kebutuhan yang menyatu. Agar informasi dapat disampaikan secara efektif maka perlu adanya suatu sistem yang dapat memproses penyampaiannya. Kecepatan dan ketepatan penyampaian informasi tersebut harus didukung oleh suatu sistem otomasi yang saat ini sudah merupakah kebutuhan setiap organisasi untuk mengolah data maupun informasi yang dimilikinya. Penerapan sistem otomasi dalam organisasi dapat (a) mengubah struktur organisasi secara menyeluruh, (b) menciptakan keunggulan kompetitif dengan memberikan cara-cara baru pada organisasi untuk berkinerja lebih baik, (c) menciptakan peluang baru dari kegiatan yang telah ada.
Tiga komponen penting yang harus dipenuhi oleh pengelola perpustakaan yang akan menerapkan sistem otomasi dalam pelayanan informasinya dikemukakan oleh Korfhage yaitu adanya pengguna (user), penyandang dana (funder) dan server yang penanganannya dilakukan oleh tenaga profesional di bidang informasi yang mengendalikan sistem tersebut guna menyiapkan layanan kepada pengguna.
Ketika fasilitas komputerisasi belum menjadi bagian dari perpustakaan, seluruh pekerjaan dilaksanakan secara manual. Keterbatasan tenaga, ruang koleksi, pelayanan informasi merupakan masalah besar yang dihadapi oleh para pengelola perpustakaan untuk dapat memberikan layanan yang memuaskan kepada para penggunanya. Profesi pustakawan tidak banyak menarik minat para generasi muda untuk menggelutinya sekaligus tidak mempunyai daya tarik masyarakat untuk datang mengunjunginya.
Adams menjelaskan bahwa saat ini perpustakaan memiliki fungsi sebagai sarana penyimpan informasi terbesar, yang menerapkan sistem otomasi untuk pengelolaan bahan pustaka dan dokumen, serta teknologi pemanfaatan CD-ROM dan sistem online pangkalan data yang memiliki sistem pelayanan baru melalui fasilitas Jaringan Area Lokal (Local Area Network/LAN) yang dapat menghubungkan beberapa komputer sekaligus dalam berbagi satu sumber informasi.
Lebih jauh Convey menjelaskan bahwa melalui LAN informasi dapat diakses dari data yang disimpan dalam pangkalan data di sebuah komputer untuk disebarluaskan bagi mereka yang membutuhkannya. Dengan demikian setiap pustakawan dapat melakukan tugasnya secara terintegrasi meskipun mereka tidak dalam suatu ruang kerja yang sama hal ini merupakan salah satu kelebihan dari penggunaan fasilitas komputerisasi di bidang perpustakaan.
Meskipun begitu canggihnya fasilitas komputerisasi ini dalam menyediakan informasi yang dibutuhkan oleh pengguna tetapi masih tetap harus mematuhi aturan yang berlaku ditinjau dari pengaruh negatifnya yang dinilai dari aspek psikologisnya seperti yang dikemukakan oleh Wallace.
Perpustakaan sebagai salah satu lembaga penyedia informasi tidak akan dapat berperan sebagaimana mestinya apabila tidak didukung oleh SDM yang mampu mengolah informasi yang dapat diakses secara cepat dan memuaskan masyarakat. Kecanggihan sistem teknologi informasi baru dapat dinilai positif apabila memberikan manfaat bagi penggunanya, dan fasilitas canggih ini tidak akan bermanfaat apabila SDM yang menanganinya tidak mampu mengoperasi-kannya secara optimal. Jika demikian halnya maka diperlukan pendidikan yang tepat agar dapat meningkatkan pengetahuan SDM dalam memanfaatkan teknologi informasi dan sekaligus meningkatkan kualitas kerja yang dihasilkannya.
Bagaimanapun juga mendapatkan layanan yang cepat merupakan kebutuhan pembaca yang harus dipenuhi, hal ini akan lebih banyak memerlukan tenaga pustakawan apabila dilakukan secara manual (tradisional) dibandingkan dengan cara modern melalui penerapan sistem otomasi sehingga secara mandiri pembaca dapat memilih dan mencari buku yang diinginkannya. Tugas utama Pustakawan menurut Basch terdapat tiga tugas pokok yang dapat dilakukan pustakawan berdasarkan kode etik asosiasi profesi pustakawan tingkat inter-nasional yaitu (1) memberikan informasi yang terbaru dan terakurat mungkin; (2) membantu pengguna untuk mengerti tentang sumber informasi yang digunakan; dan (3) membantu pengguna mengerti akan tingkat realitas layanan yang dapat diharapkan oleh mereka.
Adanya pergeseran kepentingan dalam mendapatkan informasi yang dibutuhkan maka diperlukan perubahan dalam sistem pengelolaan perpustakaan. Untuk itu perlu adanya peningkatan kemampuan dari pustakawan yang sekaligus akan mempengaruhi kinerjanya. Melalui pelatihan maka penerapan sistem otomasi di bidang perpustakaan akan dapat di atasi. Beberapa hal yang dapat dicapai dengan pemahaman dan penguasaan komputerisasi di bidang perpustakaan ini adalah kemampuan dalam mempercepat proses pengolahan, meminimalisasi kesalahan, memberikan kemudahan pengaksesan informasi dan kemampuan mendistribusi informasi secara lintas sektoral melalui sistem jaringan perpustakaan. Tanpa adanya motivasi kerja yang kuat pada diri pustakawan untuk berusaha dan menguasai sistem otomasi ini maka agak sulit bagi dirinya untuk dapat meningkatkan kinerjanya melalui pemanfaatan teknologi informasi canggih ini.
Dari uraian di atas cukup banyak masalah yang dihadapi oleh perpustakaan agar dapat menerapkan secara optimal sistem otomasi yang sangat dibutuhkan oleh para pengelola maupun pengguna perpustakaan dewasa ini. Agar masalah ini dapat diatasi maka terdapat empat faktor yang harus diperhatikan agar kinerja pustakawan dapat ditingkatkan yaitu melalui pelatihan yang intensif, memiliki motivasi kerja yang kuat guna meningkatkan kemampuan diri, memiliki penge-tahuan dan kemampuan tentang fasilitas komputerisasi, dan mampu meman-faatkan pengetahuannya dalam mendayagunakan sistem otomasi perpustakaan secara optimal.
Diterapkannya teknologi informasi di bidang perpustakaan mengakibatkan ter-jadinya perubahan yang cukup mendasar dalam sistem pengelolaan maupun layanan yang dapat diberikan kepada pembaca. Penerapan sistem otomasi di bidang perpustakaan tidak saja berdampak pada kecepatan, ketepatan dan keakuratan informasi yang dapat dilayankan tetapi juga berdampak pada upaya yang harus dilakukan oleh para pustakawan dalam menguasai teknologi informasi ini agar dapat didayagunakan secara optimal.
Pengaruh penerapan teknologi informasi secara global di bidang perpustakaan menyebabkan sistem layanan informasi telah sampai pada tahap penyampaian informasi tanpa batas, waktu, dan wilayah dari suatu negara. Hal ini merupakan tantangan bagi setiap perpustakaan untuk mempersiapkan diri agar dapat berperan aktif dalam berkolaborasi dengan sistem jaringan informasi baik secara nasional maupun global. Munculnya Perpustakaan Digital (Digital/Virtual Library) merupakan suatu kemajuan besar di bidang perpustakaan karena pemanfaatan informasi dapat dilakukan secara lebih universal.
Penutup
Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi telah merambah ke seluruh aspek kehidupan termasuk bidang perpustakaan. Hal ini telah merubah sistem pengelolaan perpustakaan yang diterapkan sehingga harus ditunjang dengan sarana prasarana yang dibutuhkan serta peningkatan kualitas SDM perpus-takaan agar dapat mendayagunakan fasilitas canggih tersebut secara optimal.
Penerapan teknologi dan komunikasi yang menyebabkan informasi dapat diakses secara cepat, tepat dan merata di seluruh wilayah Indonesia baik secara nasional maupun global yang dapat mengubah citra perpustakaan dari penyedia bahan pustaka menjadi pusat informasi.
Agar pendayagunaan ICT di bidang perpustakaan dapat dirasakan manfaatnya bagi seluruh masyarakat perlu didukung oleh kebijakan nasional yang mengatur tata laksana pengelolaan dan pendayagunaan teknologi komunikasi dan informasi sehingga terus dapat ditingkatkan kualitas dan efektivitasnya sebagai salah satu upaya mencerdaskan kehidupan bangsa seperti yang kita cita-citakan bersama.
Sumber : "http://perpusnas.go.id/magazine/kebijakan-pengelolaan-perpustakaan-berbasis-teknologi-informasi-ti/"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar